![]() |
Sesepuh Blora, Pariyanto |
BLORA, POJOKBLORA.ID – Kawasan Embung Rowo Karangjati di Kecamatan Blora kini dikenal sebagai salah satu destinasi kuliner dan rekreasi favorit masyarakat. Namun tak banyak yang tahu bahwa tempat ini dulunya hanya area sunyi dengan dua warung kecil di sisi barat. Cerita asal-usulnya disampaikan langsung oleh sesepuh Blora, Mbah Pariyanto.
Menurut Mbah Pariyanto, semangat awal membuka warung di Embung Rowo bukan hanya untuk berdagang, tapi juga untuk "menghidupkan" kawasan yang dulunya dianggap angker. Ia tak ingin lokasi ini sepi dan terlantar, sehingga mulai memancing aktivitas ekonomi kecil-kecilan. Sabtu,(12/04/25).
Seiring berjalannya waktu, kawasan ini mulai dilirik banyak pihak. Momentum penting terjadi ketika mantan Bupati Blora dua periode, Kokok, melakukan perluasan area embung. Langkah ini membuka ruang baru di sisi timur embung untuk aktivitas warga dan mendorong pendatang membuka warung kopi dan jajanan.
Kini, suasana Embung Rowo sangat berbeda. Setiap sore hingga malam, deretan warung di pinggir embung ramai dipenuhi pengunjung. Tak hanya warga lokal, banyak pelancong dari luar Blora ikut mencicipi suasana kuliner khas dengan pemandangan air yang menenangkan.
Kehadiran pengunjung ini berdampak positif terhadap roda ekonomi masyarakat. UMKM sekitar tumbuh pesat dan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di wilayah Blora kota. Warung-warung kopi, makanan tradisional, dan tempat duduk santai menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, Mbah Pariyanto mengingatkan bahwa kemajuan ini perlu diimbangi dengan perbaikan fasilitas. Ia berharap pemerintah memperhatikan kondisi jalan di sekitar embung yang mulai rusak dan melakukan penataan warung agar lebih tertib dan nyaman.
“Kalau jalan dibenahi dan warung-warung ditata lebih rapi, pengunjung pasti lebih betah. Ini aset Blora yang sayang kalau dibiarkan begitu saja,” ujar Mbah Pariyanto dengan penuh harap.
Dengan sejarah yang unik dan semangat warga yang tinggi, Embung Rowo Karangjati memiliki potensi besar menjadi ikon wisata kuliner Blora. Kini, tinggal bagaimana sinergi antara masyarakat dan pemerintah dapat menjaga serta mengembangkan kawasan ini secara berkelanjutan.(Agung)