BLORA,POJOKBLORA.ID– Upaya optimalisasi lahan pertanian meningkatan kesejahteraan petani di wilayah Kabupaten Blora terus digalakkan. Salah satunya melalui Gerakan Masyarakat Pemanfaatan Limbah Kandang Untuk Kompos (GEMA MBAKO).
Pencanangan program yang diinisiasi Pendamping Desa ini dilakukan Bupati Blora Arief Rohman di Desa Sarimulyo Kecamatan Ngawen, Selasa (30/7/2024).
Koordinator Tenaga Ahli Pendamping Desa Kabupaten Blora, Nur Faizin mengatakan, GEMA MBAKO merupakan implementasi program ketahanan pangan Dana Desa yang disinergikan dengan program pengembangan pertanian organik Pemkab Blora.
“Ketahanan Pangan adalah amanat Permendesa PDTT Nomor 13 Tahun 2023 Tentang Fokus Penggunaan Dana Desa 2024”, ujarnya.
Diungkapkan, program GEMA MBAKO meliputi kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari bahan kotoran hewan, pengadaan bank pupuk kompos dan sosialisasi pemanfaatan kompos kepada masyarakat.
“Untuk fasilitasi kegiatan lounching kita bersinergi dengan Dinas PMD, pelatihan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan praktisi pertanian organik dari NGO. Sedangkan sosialisasi kita melibatkan Pendamping Desa se Kabupaten Blora,” ungkap Faizin.
Faizin menambahkan, GEMA MBAKO akan dilaksanakan di 271 desa dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Blora. Dengan menggunakan sumber anggaran Dana Desa Tahun 2024.
“Kegiatan akan dibagi menadi dua gelombang sesuai tahap pencairan Dana Desa. Untuk hari ini pembukaan dan launching pelatihan dipusatkan di Desa Sarimulyo Kecamatan Ngamen dan diikuti secara daring oleh 271 desa se Kabupaten Blora”, imbuhnya.
Bupati Blora, Arief Rohman mengemukakan, sebagai salah satu daerah dengan populasi ternak terbesar di Jawa Tengah, Kabupaten Blora memiliki aset ekonomi berupa kotoran hewan sebagai bahan baku pupuk kompos. Inovasi sangat diperlukan agar potensi tersebut dapat memberikan manfaat ganda kepada lingkungan dan petani. Termasuk sebagai alternatif solusi mengurangi kelangkaan pupuk. Mengingat alokasi pupuk bersubsidi terus berkurang setiap tahunnya.
Menurut Arief Rohman, ketersediaan pupuk pertanian menjadi masalah krusial yang dihadapi para petani setiap tahun. Selain menjaga kelestarian alam, inovasi pemanfaatan kotoran hewan menjadi pupuk kompos ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
“Kami atas nama Pemkab Blora sangat mengapresiasi teman-teman Pendamping Desa yang telah menginisiasi kegiatan sangat luar biasa ini. Dengan tupoksi yang dimiliki, teman-teman pendamping mampu mendorong desa mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa untuk memberdayakan masyarakat dan mensuksekan program ketahanan pangan di Kabupaten Blora,” ungkapnya.
Bupati menyakini jika dilaksanakan secara efisien Gerakan Masyarakat Pemanfaatan Limbah Kandang Untuk Kompos ini akan berhasil mengubah pola pikir masyarakat terhadap pemanfaatan kotoran hewan.
“Kami sangat terbuka kepada semua pihak yang ingin berkontribusi untuk kemajuan dan kesejahteraan petani di Kabupaten Blora,” tandas Arief Rohman.(Agung)